Khairul Yusuf Nasution
Divisi Agri di KJPP Rengganis Hamid dan
Rekan
Menara Kuningan Lantai 8
Jl. HR Rasuna Said Blok X-7 Kav 5 Jakarta
khairulnasution678@gmail.com
Abstrak
Kondisi iklim yang menyimpang
dari normal seringkali menimbulkan dampak yang negatif. Salah satu faktor utama
penyebab terjadinya penyimpangan iklim di Indonesia ialah fenomena ENSO (El
Nino Southern Oscillation). Kejadian El Nino biasanya berasosiasi dengan
kejadian kemarau panjang atau kekeringan sedangkan La Nina berasosiasi dengan
kejadian banjir. Tujuan adalah untuk menentukan apakah ada pengaruh El Nino dan
curah hujan terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit di Kalimantan Tengah
sehingga bermamfaat untuk mengantisipasi penurunan produktivitas kelapa sawit.
Hasil analisis mengatakan bahwa
ada pengaruh antara El Nino, La Nina dan curah hujan terhadap hasil TBS di
Kalimantan Tengah. Pengaruh curah hujan dengan produktivitas kelapa sawit
antara tahun 2003 sampai tahun 2012 berfluktuatif. Pada tahun 2004, 2006 dan
2009/2010 curah hujan mengalami penurunan sehingga mempengarui produktivitas di
dua sampai tiga tahun berikutnya dimana produktivitasnya di bawah standar
produktivitas tanaman kelapa sawit. Pada tahun 2004/2005, 2007/2008 dan
2010/2011 curah hujan mengalami kenaikan dan produktivitasnya didua tahun
kemudian mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan produktivitasnya
dengan ENSO, ditahun 2005, 2008 rata-rata
produktivitas di bawah standar tanaman kelapa sawit dan ditahun 2011
produktivitas sama dengan standar tanaman kelapa sawit dimana seharusnya bisa
lebih tinggi dari standarnya dan ditahun
2007, 2009, 2010 dan 2012 produktivitas tanaman diatas standar
produktivitas tanaman kelapa sawit. Hal ini disebabkan karena terjadinya El
Nino dan La Nina didua tahun sebelumnya sehingga berdampak terhadap
produktivitas tanaman kelapa sawit
Dari data Oceonic Nino Index
(ONI) telah terjadi El Nino sebanyak 7 kali dan La Nina terjadi 7 kali dari
tahun 1990 sampai 2013 (Climate Prediction Center / NCEP, 2014) sehingga dapat
disimpulkan El Nino terjadi 3,14 tahun sekali dan La Nina terjadi 3,14 tahun
sekali di Indonesia. 4. Potensi El Nino
ditahun 2014 menurut dari berberapa lembaga mengarah ke netral menuju terjadi
El Nino dengan intensitas lemah di akhir tahun. Dengan memanfaatkan Oceonic
Nino Index (ONI) perkebunan kelapa sawit dapat mengantisipasi penurunan
produktivitas kelapa sawit terhadap pengaruh curah hujan khususnya ENSO
sehingga para pemangku kepentingan, perusahaan perkebunan kelapa sawit maupun
pelaksana lapangan dapat membuat antisipasi dengan cara konservasi secara
mekanis maupun dengan biologis.
Kata Kunci : Kelapa
Sawit, Curah Hujan, Produktivitas, El Nino, La Nina, Oceonic Nino Index (ONI)
Poster Presenter di International Oil Palm Conference (IOPC) 2014 tanggal 17-19 Juni 2014 di Nusa Dua Bali
0 komentar:
Posting Komentar